Friday 17 September 2010

Dua Dara Dalam Deru



malam jumat ini, aku berjalan sendiri menuju alun-alun kota. tak seperti biasanya selalu ditemani sahabatku. ya, terkadang manusia memang butuh waktu sendiri. saat perjalanan, aku hanya manggut-manggut saja melihat ramainya jalan-jalan kota. tertusuk terangnya lampu kota.

bunyi klakson, orang berlalu-lalang keluar-masuk pasar malam, mereka yang sibuk naik-turun angkot, gadis-gadis duduk sambil merokok di pojokan warung remang, motor-motor yang menyalip dengan gegabah, musisi jalanan yang singgah dari satu warung tenda ke warung tenda lainnya hanya untuk sesuap nasi dan uang rokok pastinya, gembel-gembel pemalas yang bisanya hanya meminta-minta, dokter, profesor, dosen, mahasiswa, jongos, supir angkot, pelacur, ibu rumah tangga, koruptor, pengangguran, preman pasar, penyiar radio, artis ibukota dan sebagainya.

sesampainya di alun-alun aku mencari tempat yang nyaman. tiba-tiba seorang menghampiriku dan memintaku untuk memperbolehkannya duduk di sebelahku.
kami akhirnya berkenalan dan berbincang sambil menonton pertunjukan disitu. dia sangat manis dan menurutku pengetahuannya cukup luas. bercanda, tertawa, debat kecil yang serius, bagai teman akrab yang sudah lama tak bertatap muka. kami dengan sangat cepat menjadi akrab. orang lain mungkin tak akan mengira bahwa kami baru berkenalan sekitar 30 menit yang lalu.

sekarang sudah jam 12 lewat 10 menit. pertunjukan telah usai dan orang-orang berhamburan ke jalanan untuk pulang ke rumah mereka atau melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. lelaki yang baru kukenal itu menawarkan untuk mengantarku pulang.

perjalanan teralihkan rasa lapar. kami pergi entah kemana untuk mencari makanan.

perbincangan kami mulai berlanjut ke arah yang lebih pribadi. kami saling bertanya mengenai perkerjaan dan kehidupan pribadi. seperti dugaanku, dia memang anak seorang pengusaha kaya raya. terlihat dari mobil yang dibawanya.

tidak terasa sudah hampir jam 2, kami akhirnya memutuskan untuk pulang. ditengah perjalanan, dia menawariku untuk mgenginap di apartemennya karena jaraknya lebih dekat daripada dia harus memutar jauh ke arah rumahku.

kami sampai di apartemennya dan aku duduk di sofa ruang santainya. kami masih juga berbincang. seperti tidak habis topik yang ada di kepala kami. ya, aku memang tertarik padanya dan karena itulah aku sangat bersemangat mengajaknya berbincang. kini sudah hampir jam 4 pagi.

kami berpelukan. terbawa suasana. dia bilang suka padaku. aku membalasnya. hanya kami berdua ditempat ini. dengan lampu temaram kami mulai saling bersentuhan. aku menggenggam tangannya erat dan dia mengusap rambut yang terurai panjang dan lembut disekitar pundak dan leherku. jantungku terpacu sangat kencang. wajahnya mulai mendekatiku, dekat dan sangat dekat. kami berciuman. dia memelukku dengan erat dan menciumku penuh gairah seakan kami adalah sepasang kekasih.

tak bisa aku pungkiri, bahwa aku memang suka padanya. aku menjadi liar bagai binatang, begitupun dia. melucuti kancing bajuku satu persatu. dia menciumiku memijat payudaraku dan menciuminya dengan lembut. aku mulai terangsang. kemudian pakaian dalamku pun ditanggalkannya. kini aku tak memakai sehelai benang pun. dia menciumi seluruh tubuhku sampai berkeringat dan aku tak bisa berhenti mendesah.

1..2..3..4..5..10..13..20..25..

tak bisa lagi kuhitung waktu yang berlalu

kami bersenggama

menapaki setiap jengkal tubuh kami

aku liar

bagaimana denganmu?

akupun merasakannya

payudaraku mengeras

jantung ini sangat kencang berdegup

aku..

Search This Blog